Minggu, 14 Februari 2016

Ulumul Quran, Fawatih Assuwar

Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda yang artinya “Aku meninggalkan 2 pusaka kepada kamu sekalian, barang siapa yang berpegang teguh kepada keduanya maka tidak akan sesat selamanya, yaitu alquran dan sunnah”. Dari hadis ini dapat disimpulkan bahwa Alquran merupakan sumber utama hokum islam dan yang pertama, maka dari itu banyak pengkajian tentang pembelajaran isi-isi dari alquran itu sendiri.
Al-Quran sebagai diketahui terdiri dari 114 surat, yang di awali dengan beberapa macam pembukaan (fawatih al-suwar) . di antara macam pembuka surat yang tetap aktual pembahasannya hingga sekarang ini huruf muqatha’ah. Menurut Watt, huruf-huruf yang terdiri dari huruf-huruf alphabet (hijaiyah) ini, selain mandiri juga mengadung banyak misterius, karena sampai saat ini belum ada pendapat yang dapat menjelaskan masalah itu secara memuaskan.

  1. Pengertian
Apabila kita membaca Al-Quran secara global, maka kita akan mendapati ayat yang bersifat muhkamat dan mutasyabihat. Fawatih assuwar adalah kalimat yang dipakai untuk pembukaan surah, ia merupakan ayat yang bersifat mutasyabihat karena ia bersifat mujmal, mu’awwal dan musykil[1].
Secara etimologi, fawatih assuwar berarti pembukaan surat, karena letaknya diawal surat. Huruf ini disebut dengan huruf Almuqaththa’ah (huruf-huruf yang terpotong-potong), karena posisinya terpisah dengan ayat-ayat lain dan tidak bergabung membentuk kalimat sempurna[2].
Ahmad bin Musthafa mengatakan bahwa pembukaan-pembukaan surat itu bertujuan untuk memperindah dan menyempurnakan bentuk-bentuk penyampaian, denagn sarana pujian atau melalui huruf-huruf. Selian itu, ia dipandang untuk merangkum semua materi yangakan disampaikan lewat kata-kata awal[3].


  1. Macam-Macam Bentuk Fawatih Assuwar

Bentuk redaksi dari fawatih assuwar dalam Al-Quran dijelaskan sebagai berikut.
1.      terdiri dari satu huruf, terdapat pada dua surah :
a)      Surah Shad (QS. 38)
b)      Surah Qaaf (QS. 50)
c)      Surah Al Qalam (QS. 68)
2.      terdiri dari dua huruf, terdapat pada sepuluh surat :
a)      Surah Al Mukmin (QS. 40)
b)      Surah Fushshilat (QS. 41)
c)      Surah Asysyura (QS. 42)
d)      Surah Azzukhruf (QS. 43)
e)      Surah Addukhan (QS. 44)
f)        Surah Al Jatsiyah (QS. 45)
g)      Surah Al Ahqaf (QS. 46)
h)      Surah Thaha (QS. 20)
i)        Surah Annamal (QS. 27)
j)        Surah Yasin (QS. 36)
3.      terdiri dari tiga huruf, terdapat pada tiga belas surah :
a)      Surah Al Baqarah (QS. 2)
b)      Surah Ali Imran (QS. 3)
c)      Surah Al Ankabut (QS. 29)
d)      Surah Arrum (QS. 30)
e)      Surah Luqman (QS. 31)
f)        Surah Sajadah (QS. 32)
g)      Surah Yunus (QS. 10)
h)      Surah Hud (QS.11)
i)        Surah Yusuf (QS.12)
j)        Surah Ibrahim (QS.14)
k)      Surah Al Hijir (QS.15)
l)        Surah Asysyu’araa (QS. 26)
m)    Surah Al Qashash (QS. 28)
4.      terdiri dari empat huruf, terdapat pada dua surah :
a)      Surah Al A’raf  (QS. 7)
b)      Surah Arra’du (QS. 13)
5.      Terdiri dari lima huruf, terdapat pada surah surah Maryam (QS. 19)[4]



  1. Pendapat Ulama tentang Makna Fawatih Assuwar

1.      Mufassir dari Kalangan Tasawuf
Mereka berpendapat, bahwa huru-huruf tersebut berasal dari nama-nama Allah Yang Mulia. Tiap-tiap huruf itu menggantikan suatu kalimat yang berhubungan dengan sesudahnya, atau huruf itu menunjuk kepada maksud yang dikandung oleh surat yang surah tersebut dimulai dengan huruf-huruf itu.
Dalam tradisi para sufi, rahasia-rahasia huruf tersebut dijelaskan dengan perspektif esoteric-esoterik. Ibnu ‘arabi yang menjadi pelopor dalam hal ini. Ia menjelaskan bahwa alif  adalah nama Ilahi, yang menunjukkan bahwa ia merupakan yang pertama dari segala existensi, sedangkan lam  sebaliknya terbentuk dari dua alif, dan keduanya dikandung oleh mim. Lebih jauh ia jelaskan bahwa setiap nama adalah referensi untuk hakikat (esensi). Oleh karena itu mim merupakan referensi terhadap tindakan Muhammad. Ia juga menjelaskan bahwa alif adalah simbol tindakan-tindakan Muhammad maka lam yang mengantarkan alifi dan mim merupakan symbol nama malaikat Jibril[5]
Ibnu Abbas (w. 65 H.) mengemukakan makna dari huruf-huruf tersebut. Huruf kaaf berasal dari kata kariim (Maha Penyantun), huruf haa berasal dari kata hadin (Maha Penuntun), huruf yaa berasal dari kata hakim (Maha Bijaksana), huruf ‘ain berasal kata ‘alim (Maha Mengetahui), dan huruf shaad berasal dari kata shadiq (Maha Benar)[6]

2.      Mufassir Orientalis
Banyak pendapat yang dikemukakan, diantara yang memberikan pendapat yang tidak jauh berbeda adalah Alan Jones, Noldeke, Hirscfeld dan Edwar Gossens. Tetapi pendapat yang paling jauh menyimpang dari kebenaran adalah Noldeke, yang kemudian dikoreksi, bahwza awalan surah itu tidak lain adalah huruf depan dan huruf belakang dari nama-nama para sahabat Nabi. Misalnya huruf sin adalah nama dari Sa’ad bin Abi Waqash, mim adalah huruf depan dari nama Mughirah, huruf nun adalah nama akhir dari Usman bin Affan, dan lain-lain.

3.      Al-Khuwaibi
Ia mengatakan bahwa huruf-huruf tersebut adalah tanbih bagi Nabi, mengkin pada suatu saat Nabi dalam dalam keadaan sibuk, maka Allah menyuruh Jibril untuk memberikan perhatian terhadap apa yang disampaikan kepadanya.

4.      Rasyid Ridha
Ia menolak pendapat dari Khuwaibi diatas, karena Nabi senantiasa dalam keadaan sadar dan senantiasa menanti kedatanagan wahyu
Ia sependapat dengan Ar-Razi, bahwa tanbih ini ditujukan kepada orang musyrik Mekkah dan Ahli Kitab Madinah, karena mereka apabila mendengar Nabi membacakan Al Quran mereka satu sama lain menganjurkan untuk tidak mendengarkannya. Disebutkan dalam surat Fusilat : 26
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿw (#qãèyJó¡n@ #x»olÎ; Èb#uäöà)ø9$# (#öqtóø9$#ur ÏmŠÏù ÷/ä3ª=yès9 tbqç7Î=øós? ÇËÏÈ  
Artinya : “Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka".

5.      Mufassir dari Kalangan Syi’ah[7]
Mereka mengatakan bahwa jika huruf-huruf awalan itu dikumpul setelah dihapus ulangan-ulangannya maka akan berarti “Jalan Ali adalah kebenaran yang harus kita pegang teguh”. Tampaknya pentafsiran itu untuk memperlihatkan begitu kuatnya posisi Ali dalam keimanan mereka.

6.      Azzamkhsari[8]
Dia di dalam tafsirnya “Ai-Qasysyaf”, dijelaskan bahwa adalah :
a)      Merupakan nama surah
b)      Sumpah Allah
c)      Supaya menarik perhatian orang yang mendengarkannya
7.      Ulama Salaf
Ulama salaf berpendapat bahwa fawatih assuwar itu adalah telah disusun semenjak zaman azali sedemikian rupa supaya melengkapi segala yang melemahkan manusia dari mendatangkannya seperti Al Quran.
Mereka juga memahaminya sebagai rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Diantara mereka adalah ‘Ali bin Abi Thalib yang mengatakan “Setiaap kitab mempunyai sari pati (safwah), dan sari pati Al-Quran adalah huruf-huruf ejaannya.”, riwayat senada yang diucapkan Abu Bakar, “Setiap kitab memiliki rahasia dan rahasia Al-Quran adalah permulaan-permulaan suratnya (awail assuwar), ahli haditspum meriwayatkan bahwa imam yang empat berkata, “Huruf-huruf Al-Quran ini adalah ilmu yang tersembunyi dan rahasia yang diketahui oleh Allah semata”[9]

Kesimpulan
  Dari segi bahasa, fawatihus suwar berarti pembukaan-pembukaan surat, karena posisinya yang mengawali perjalanan teks-teks pada suatu surat. Apabila dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah, huruf cenderung ‘menyendiri’ dan tidak bergabung membentuk suatu kalimat secara kebahasaan. Dari segi pembacaannya pun, tidaklah berbeda dari lafazh yang diucapkan pada huruf hijaiyah.
Ibnu Abi Al Asba’ menulis sebuah kitab yang secara mendalam membahas tentang bab ini, yaitu kitab Al-Khaqathir Al-Sawanih fi Asrar Al-Fawatih. Ia mencoba menggambarkan tentang beberapa kategori dari pembukaan-pembukaan surat yang ada di dalam Al-Quran. Pembagian karakter pembukaannya adalah sebagai berikut. Pertama, pujian terhadap Allah swt yang dinisbahkan kepada sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. Kedua, yang menggunakan huruf-huruf hijaiyah; terdapat pada 29 surat. ketiga, dengan mempergunakan kata seru (ahrufun nida), terdapat dalam sepuluh surat. lima seruan ditujukan kepada Rasul secara khusus. Dan lima yang lain ditujukan kepada umat. Keempat, kalimat berita (jumlah khabariyah); terdapat dalam 23 surat. kelima, dalam bentuk sumpah (Al-Aqsam); terdapat dalam 15 surat

Dra. Abu Anwar, M.Ag. Ulumul Quran, Amzah, Pekanbaru, 2005.
Drs. H. Rusydi AM, Lc., M.Ag. Ulum Al-Quran I, IAIN-IB Press, Padang, 1999
Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ulumul Quran, Pustaka Setia, Bandung, 2008
Drs. H. Ahmad Syadali, M.A., Drs. H. Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran I, Pustaka Setia, Bandung, 2000




[1] Dra. Abu Anwar, M.Ag. Ulumul Quran, Amzah, Pekanbaru, hal 89
[2] Drs. H. Rusydi AM, Lc., M.Ag. Ulum Al-Quran I, IAIN-IB Press, Padang, hal 93
[3] Ibid, hal 94
[4] Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ulumul Quran, Pustaka Setia, Bandung, hal 130
6 Ibid, hal 133
[6] Drs. Abu Anwar, M.Ag, Loc.cit, hal 94
7 Dra. Abu Anwar, M.Ag. Loc Cit, hal 94-95
8 Drs. H. Ahmad Syadali, M.A., Drs. H. Ahmad Rofi’i, Ulumul Quran I, Pustaka Setia, Bandung, hal 195
[9] Dr. Rosihon Anwar, M.Ag, Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar