Saat ini mungkin sebagian orang masih belum
menyadari arti penting sebuah negeri Spanyol (Andalusia) bagi Islam dan
sebaliknya, arti sebuah Islam bagi negeri Spanyol. Andalusia pernah menorehkan tinta sejarah dengan aneka macam warna yang amat
sulit dilupakan oleh kaum muslim. Berbicara tentag Andalusia akan mendorong
imajinasi seseorang , khususnya muslim. Pada abad pertengahan tepatnya pada
711, ketika pasukan Islam berjumlah 12000 orang yang dipimpin oleh Thariq Ibn
Ziyad mendarat di Gibraltar, Spanyol, pasukan itu berhasil menancapkan kuku
pengaruhnya di negeri yang sebelumnya berada dalam sengketa internal. Itulah
awal sejarah Islam di Spanyol.
Untuk
mengenang peristiwa yang pernah terjadi di negeri ini. Untuk lebih terangnya
ini dibahas dalam bentuk makalah lalu disajikan dalam bentuk diskusi.
Pembahasan ini meliputi: masuknya Islam ke Spanyol, politik pemerintahan,
ekonomi dan perdagangan, sosial kemasyarakatan, kesenian, pemikiran dan filsafat
dan pemahaman agama. Mudah-mudahan makalah ini dapat memperluas wawasan kita
khususnya tentang sejarah Islam.
Penulis sadar
bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka untuk kesempurnaannya
penulis sangat mengharapkan kritik saran dari berbagai pihak.
B.
Islam
masuk ke Spanyol
Sebelum Islam Masuk ke Spanyol (Andalus)
di sana masyarakat mengalami perpecahan di bidang politik, kemunduran di bidang
ekonomi dan kepercayaan. Secara politik Andalus terbagi ke dalam beberapa
Negara kecil.[1]
Di samping itu, raja Ghothic memaksakan
kepercayaannya kepada masyarakat dan orang-orang Yahudi dipaksa untuk dibabtis menurut agama Kristen.
Bagi yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara kejam. Pada ketika itu
rakyatnya tertindas dan hak-hak mereka dirampas. Sementara terjadi konflik
antara raja Roderick sebagai penguasa kerajaan Gothic di Spanyol dengan
penguasa Toledo, Witiza. Raja Roderick memindahkan ibu kota kerajaannya dari
Seville ke Toledo. Pemindahan ini mengakibatkan penguasa kota Toledo, Witiza tersingkir.
Kakak dari Witiza, Oppas dan anaknya Achila mengungsi ke Afrika Utara dan
bergabung dengan orang-orang Islam di sana. Hal yang sama juga dirasakan oleh
pangeran Yulian, penguasa wilayah Septah. Pangeran Yulian lari ke Ceuta Afrika
Utara dan bergabung dengan orang-orang Islam.
Orang-orang Spanyol yang terusir
tersebut membujuk penguasa Islam di Afrika Utara, Musa bin Nusair supaya mau
menaklukkan dan menguasai Spanyol. Bahkan pangeran Yulian bersedia menyediakan
kapal untuk menyeberangkan pasukan Islam dari Afrika utara ke Spanyol.[2]
Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan
Islam yang paling berjasa memimpin pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibn
Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nusair.[3]
Musa Ibn Nusair sebagai Gubernur Afrika Utara pada waktu itu mengirim Tharif
Ibn Malik sebagai perintis dan mata-mata ke Spanyol. Ia bersama pasukan yang
berjumlah lima ratus orang menyeberangi selat yang berada di antara Maroko dan
benua Eropa dengan menaiki empat buah kapal. Tharif dalam misinya tidak masuk
ke daerah pedalaman, ia dan pasukannya hanya menyusuri pantai. Dalam penyerbuan
itu Tharif tidak mendapatkan perlawanan yang brarti, sehingga mereka memperoleh
kemenangan dan kembali ke Afrika membawa harta rampasan yang banyak.
Pada tanggal 19 Juli 711 M. Musa Ibn Nusair kembali
mengirim pasukan yang lebih besar ke Spanyol, pasukan ini dipimpin oleh Thariq
Ibn Ziyad. Thariq berlabuh di kaki gunung Gibraltar yang kemudian dinamakan
Jabal Thariq. Thariq dipandang sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya lebih
besar dan hasil perjuangannya lebih nyata. Melihat kemenangan Thariq Musa Ibn
Nusair tertarik untuk terjun ke medan perang, maka pada bulan Juni 712 M. ia
berangkat menyberangi Selat tersebut,
satu persatu kota yang dilewatinya bisa ditaklukan. Setelah pasukannya
bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Thariq maka Spanyol pun dapat
mereka kuasi sepenuhnya, maka Spanyol dijadikan salah satu provinsi. Gubernur
yang pertama kali diangkat di Spanyol adalah Abdul Aziz putra Musa Ibn Nusair
pada tahun 716 M.
C. Politik dan Pemerintahan
Islam sebagai kekuatan politik telah memperlihatkan
kemampuannya yang luar biasa, sehingga dapat menguasai daerah Spanyol walaupun
menghadapi rintangan dan halangan dari orang-orang Kristen dan para penguasa
Spanyol.
Semenjak tahun 716 sampai tahun
756, dalam waktu yang pendek (lebih kurang 40 tahun) tidak kurang dari 20 orang
Gubernur yang memerintah di Spanyol. Mulai dari Gubernur pertamanya Abdul Aziz
Ibn Musa Ibn Nusair sampai Gubernur terakhir Yusuf Ibn Abd. Rahman Al-fihri
dari suku Qays. Dari Gubernur terakhir inilah kekuasaan diambil oleh Abd.
Rahman Al-Dakhil sebagai permulaan timbulnya dinasti Umaiyah di Andalus.[4]
Ini menandakan bahwa stabilitas politik di Spanyol belum tercapai secara
sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik dari dalam maupun dari luar.
Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa,
terutama akibat perbedaan etnis dan golongan, yakni antara Barbar asal Afrika
utara dan Arab. Di samping itu bangsa Barbar tidak diberi kesempatan untuk
menjadi Gubernur di Spanyol, padahal Thariq Ibn Ziyad orang Barbar paling
berjasa dalam penaklukan Spanyol. Dalam etnis Arab sendiri terdapat dua
golongan yang terus bersaing, yaitu suku Qays (Arab Utara) dan Arab Yaman (Arab
Selatan). Di samping itu terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dengan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mereka mengaku paling berhak menguasai
daerah Spanyol. Perbedaan pandangan pilitik ini menyebabkan seringnya terjadi
perang saudara. Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol
yang tinggal di daerah pegunungan yang tidak mau tunduk pada pemerintahan
Islam. Apabila kekuatan Islam sedang lemah, mereka selalu memberi perlawanan
dan memperkuat diri. Gerakan mereka dilindungi oleh orang-orang Perancis. Hal
inilah yang menyeabkan terjadinya kontak senjata antara orang Islam dengan
orang Prancis. Oleh karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang
menghadapi musuh dari luar, maka dalam priode ini Islam di Spanyol belum
memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan[5].
Ketika Spanyol dalam keadaan tidak tentram datanglah
Abd. Rahman Al-Dakhil. Ia adalah keturunan
bani Umaiyah. Abdurrahman Al-Dakhil mendekati pimpinan Al-Bajl bin Bisri dan
suku Kalb. Kedua suku ini dimanfaatkannya untuk merebut kekuasaan dari Gubernur
Yusuf Ibn Abdurrahman Al-Fihri melalui kontak senjata di Masarah bulan
September 756 M. akhirnya ia berhasil mengalahkan Gubernur tersebut, Spanyol
dapat dikuasainya dan Cordova dijadikannya sebagai pusat pemerintahannya. Sejak
itu Spanyol menjadi dinasti Umaiyah yang bebas dari pemerintahan pusat di
Baghdad. Sebelumnya Spanyol tunduk di bawah
kekuasaan dinasti bani Umaiyah di Damaskus dan sejak
kekalahan bani Umaiyah oleh bani Abbas maka Spanyol tunduk di bawah
pemerintahan bani Abbas di Baghdad.[6] Selama pemerintahan dinasti Umaiyah berkuasa
di spanyol telah melalui beberapa priode:
1. Masa Keamiran (756-912 M)
Pada masa ini
Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang Amir (artinya panglima, gubernur
atau raja kecil), akan tetapi pemerintahan ini tidak tunduk kepada pusat
pemerintahan Islam yang ada di Baghdad
yang dipegang oleh Khalifah Abbasiyah. Ada tujuh amir yang memerintah di
Spanyol:
1. Abd.
Rahman al-Dakhil (Abd. Rahman I) (138H/756M)
2. Hisyam
I bin Abd. Rahman (172H/788)
3. Hakam
I ibn Hisyam (180H/796)
4. Abd.
RahmanII ibn Hisyam (206H/822)
5. Muhammad
bin Abd. Rahman (238H/852)
6. Al-Munzir
ibn Muhammad (273H/886)
7. Abdullah
bin Muhammad (275-300H/888-912M)
Pada masa ini umat Islam di Spanyol
sudah mulai mengalami kemajuan di bidang politik dan peradaban.[7]
2. Masa Kekhalifahan (912-1013M)
Masa ini berlangsung dari pemerintahan Abd. Rahman
III yang bergelar An-Nashir sampai munculnya raja-raja kelompok, yang dikenal dengan
sebutan Muluk al-Thawaif. Pada
masa ini Spanyol diperintah oleh penguasa yang bergelar Khalifah. Ini bermula
dari berita yang sampai kepada Abd. Rahman III tentang kematian Al-Muktadir
Khalifah Abbasiyah yang dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Keadaan ini
menunjukkan bahwa pemerintahan Abbasiyah sedang berada dalam kemelut. Maka
kesempatan ini digunakan oleh Abdurrahman untuk memakai gelar khalifah, dengan
maksud mengembalikan kehalifahan Bani Umaiyyah
yang telah hilang selama 150 tahun lebih. Ada pun khalifah-khalifah yang besar
memerintah pada saat itu ada tiga orang
, yakni Abd. Rahman al-Nashir (912-961M), Hakam II (961-976M), dan Hisyam II
(976-1009). Walaupun masih ada khalifah yang memerintah sampai tahun 1013,
namun kekuasaannya sudah lemah.
Pada masa kekhalifahan ini umat Islam Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan, dapat menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Bagdad.
Kehancuran khilafah bani Umaiyah di Spanyol terjadi pada tahun 1013M, sewaktu
dewan mentri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu,
Spanyol sudah terpecah ke dalam banyak Negara-negara kecil.[8]
3. Priode Muluk al-Tawaif (1013-1086)
Pada priode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari
30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Muluk
al-Tawaif. Yang terbesar di antara kerajaan tersebut adalah Ibadiyah di
Seville. Untuk mempertahankan kekuasan kerajaan-kerajan kecil tidak jarang mereka
mintak bantuan kepada orang kristen di bagian Utara untuk menyerang dinasti
Islam lainnya. Pada masa ini umat Islam Spanyol kembali mengalami konflik
intern. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa Islam di sana, orang-orang
Kristen mulai mengambil inisiatif untuk melakukan penaklukan kembali terhadap
Spanyol. Akan tetapi perlu dicatat meskipun system politik sedang tidak stabil, namun kehidupan di bidang intelektual tetap
mengalami perkembamgan. Para sarjanawan dan sastrawan tetap mengembangkan
keilmuannya.[9]
4. Reconquesta (Penaklukan Kembali)
Perpecahan politik yang terjadi di kalangan umat Islam
membuat orang Kristen berkeinginan untuk merebut kembali wilayah Spanyol.
Memang orang-orang Kristen dari awal kedatangan Islam kesana sudah berrmaksud
untuk mengusir umat Islam namun niat mereka belum terlaksana. Sentimen
orang-orang Kristen juga diungkapkan dalam bentuk pendirian sejumlah biara
Benedictine dan kegiatan perziarahan ke Santiago de Compo Stela. Paus Gregory
VII menyerukan untuk melakukan gerakan reconquesta (penaklukan kembali
wilayah Spanyol dari umat Islam). Paus menjadikan reconquesta sebagai
kewajiban agama bagi umat Kristen dan sebagai sebuah ambisi teritorial
raja-raja Spanyol
Disintegrasi
Negara-negara muslim pada abad 11 mengantarkan pada pesatnya ekspansi sejumlah
kerajaan Kristen. Dengan semangat untuk mempersatukan kerajaan Castile, Leon
dan kerajaan Galicia, pada tahun 1085, Alfonso VI menaklukan Toledo. Ini
merupakan awal terjadinya peperangan umat Islam dengan Kristen. Setelah Spanyol
jatuh ke dalam kekuasaan umat Islam. Maka orang-orang Kristen pun membanjiri
Toledo. Dalam waktu yang tidak lama kerajaan Aragon merebut Huesca (1096),
Saragosa (1118M), Tortosa (1148M) dan Lerida (11149). Pada pertengan abad ke dua belas penaklukan telah melembaga.[10]
5. Masa Dinasti Murabitun
Murabitun berasal dari kabilah Barbar Lamtuna yang merupakan
cabang kabilah terbesar dari suku Sanhajah, keturunan bangsa Arab dari kabilah
Himyar yang datang dari Yaman.[11]
Mereka tinggal berkelompok-kelompok. Kelompok ini merupakan perkumpulan
spiritual keagamaan yang tinggal di kemah-kemah di bagian Barat gurun Sahara.
Perkumpulan ini di pimpin oleh Yahya bin Ibrahim. Ketika ia pulang dari Mekkah
tahun 1035 M. ia melihat pengamalan agama kaumnya berbeda dengan yang
dilihatnya di Mekkah. Oleh karena itu ia punya maksud untuk memurnikan ajran
keagamaan kaumnya dengan mendatangkan seorang alim yang sangat terkenal dari Maroko
bermazhab Maliki yang yaitu Abdullah Ibn Yasin. Pada perkembangannya hukum
Islam dilaksanakan menurut mazhab Maliki, namun al-Qur’an dan Sunnah tetap
dijadikan sumber utama. Karena ketegasan dan kekerasan mereka orang-orang
Barbar dan Negro yang ada di sekitar perkampungan mereka tunduk kepada mereka
dan masuk Islam.[12]
Setelah Yahya Ibn Ibrahim Wafat, pimpinan Lamtuna
dilanjutkan oleh Yahya Ibn Umar. Tak lama kemudian Yahya Ibn Umar pun wafat dan
digantikan oleh saudaranya Abu Bakar Ibn
Umar. Dia pun memaklumkan dirinya sebagai raja Dinasti Murabitun pada tahun 448
H/1056M dan Yusuf bin Tasyufin diangkat sebagai panglima.
Pada tahun 1059M Yusuf Ibn Tasyufin bergerak kea rah
Utara yautu Maroko dan Afrika Utara. Sewaktu ia kembali dari penaklukan
tersebut pada tahun 1061M Abu Bakar, raja dinasti Murabitun pergi ke gurun
Sahara, maka pada ketika itu Yusuf bin Tasyufin mengambil alih kekuasaan
dinasti Murabitun dan pada tahun 1062M Marakesi dijadikannya sebagai ibukota.
Sewaktu dinasti Murabitun berkembang, dinasti
Umaiyah di Andalusia telah terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil yang disebut
dengan Muluk al-Thawaif. Dalam
perkembangannya dinasti Murabitun bisa mencapai kemajuan seperti:
1.
Pada masa Yusuf
ibn Tasyufin dibangun kota Marakesy sebagai ibu kota dinasti Murabitun dan
merupakan pusat pendidikan orang-orang murabitun.
2.
Wilayah Islam
dapat dipertahankan dari tangan Al-fonso
3.
Di Spanyol
didirikan kota Isybiliyah dekat Seville sebagai tandingan kota Cordova yang
mulai suram. Di sini muncul Ibn Zuhr (Avenzoar), dia adalah seorang dokter
terkemuka di Andalusia (w. 1162M). muncul penyair sufi seperti Ibn Abdun dan
Ibn Zaidun (keduanya w. 1134M) dan Ibn Quzman (1087-1160)
4.
Penyiaran Islam
meliputi daerah-daerah pedalaman guru Sahara di Afrika
Setelah Yusuf Ibn Tasyufin wafat
pada abad 1106M, dinasti Murabitun mulai memasuki fase kemunduran dan akhirnya
kehancuran. Para penggantinya yang memimpin dinasti Murabitun tidak bisa
mengendalikan pemerintahan yang baik. Akhirnya datang kekuatan baru dari Afrika
Utara yang dipimpin oleh Ibn Tumart. Ibn Tumart ini dapat mengalahkan dinasti
Murabitun dan mengambil alih kekuasaannya. Pada tahun 541H/1147M penguasa
terakhir Murabitun, Ishaq, dapat dibunuh di Markesyi dan menghabisi gubernurnya
di Spanyol. Dengan demikian berakhirlah dinasti Murabitun di tangan dinasti
Muwahidun[13]
Asal usul Muwahidun
1.
Adanya kelompok Mutajassimah
di tengah masyarakat yang berada dalam kekhalifahan Murabitun di Afrika dan
Spanyol. Tajassimah yaitu paham yang mengakui bahwa Tuhan mempunyai bentuk
seperti tubuh manusia. Menurut sebagian ulama paham yang seperti ituadalah
musyrik.
2.
Kemudian muncul
Ibn Tumart pengikut Asy’ariyah untuk memberantas paham Tajassimah tersebut. Pada akhirnya ia
mendakwahkan dirinya sebagai al-Mahdi (juru selamat)dengan konsep muwahidun
(orang-orang yang mengesakan Tuhan)
Ibn
Tumart berasal dari kabilah Masmudah. Untuk mengembangkan ajarannya Ibn Tumart
membentuk tiga kelompok:
a.
Kelompok sepuluh
dipimpin oleh Ibn Tumart yang dinamakan Dewan Menteri.
b.
Kelompok lima
puluh dipimpin masing-masingnya oleh Dewan Menteri yang 10 (satu orang untuk
lima orang),
c.
Murid Thalabah
Ahl ad-Dar, keluarga al-Mahdi, ahli Tainmah, kabilah jadwiyah sampai orang
awam.
Setelah
Ibn Tumart wafat tahun 1130M, digantikan oleh Abdul Mukmin. Pada tahun
1144-1146 mereka berhasil menaklukkan Murabitun dan menjadikan Marakesy sebagai
pusat pemerintahannya. Pada tahun 1172 M Muwahidun mampu merebut seluruh
wilayah muslim yang ada di Spanyol, akan tetapi kedudukan umat muslim tetap
saja dibawah tekanan pihak Kristen. Sehingga akhirya pada tahun 1212 Muwahidun
dapat ditaklukkaan oleh pasukan gabungan
Leon, Castile, Navarre dan Aragon dalam perang Las Navas de Tolosa. Dengan
kekalahan Muwahidun Negara-negara Muslim Spanyol kembali menjadi independen
tetapi mereka jadi tidak perdaya
menghadapi penaklukan yang dilancarkan pihak Kristin. Penggabungan kekuatan
Castile dan Leon pada tahun 1230 membuka
jalan bagi penaklukan Cordova pada tahun 1236 dan kota Siville pada tahun 1238
dan Murcia tahun 1243M. pada pertengahan abad ke 13 hanya Granada yang tetap
bertahan dalam kekuasaan muslim. Kota Granada ini terlindung lantaran warganya
yang berjumlah besar, wilayah yang berbukit dan ekonomi yang produktif yang
mendorong pajak besar kepada para sultan Castile. Pada ketika itu kota Granada
dipimpin oleh Banu Ahmar (1232-1492M), akan tetapi secara pilitik dinasti ini
hanya bekuasa di wilayah kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahan
terakhir di Spanyol berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan. Sehingga pada tahun 1492 berakhirlah kekuasan Islam di
Spanyol. Setelah itu umat Islam hanya
dihadapkan pada dua pilihan, yaitu masuk Kristen atau meninggalkan Spanyol.
6. Ekonomi dan Perdagangan
Secara umum bisa dikatakan, dengan melihat banyaknya pembangunan yang dilakukan
oleh pemerintahan dinasti Umaiyah di Andalusia, bahkan pembangunan bukan hanya ada di kota-kota tetapi juga meliputi ke
pedesaan. Itu membuktikan bahwa roda
perokonomian pada masa itu berjalan
sangat bagus. Masa pemerintahan
Abdurrahman I di Andalusia dikenal oleh ahli-ahli sejarah sebagai masa
pembangunan besar-besaran. Ia membangun
istana yang megah dan Masjid agung yang terkenal di Cordova, yaitu
Masjid Al-Hambra. Selain itu ia juga membangun masjid-masjid lain di ibukota
Cordova dan pada kota-kota lainnya, selanjutnya ia juga membangun gedung-gedung
perguruan beserta lembaga-lembaga ilmiah. Ia membangun saluran-saluran air dan
irigasi untuk keperluan pertanian, serta ia juga membangun sebuah taman yang
sangat indah di Cordova, yaitu (Al-Risafat).[14]
Pada masa dinasti Umaiyah ini juga
telah dibangun istana az-Zahra tempat
istirahat sang khalifah dengan biaya yang besar dan waktu yang panjang. Adapun
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bangunan tersebut adalah selama 12
tahun dan jumlah orang yang dipekerjakan
untuk membangunnya adalah sebanya 12.000 orang.[15]pada
masa itu Andalusia terkenal akan kemakmurannya, sehinga pada masa it orang
berduyun-duyun datang untuk menetap di sana.
Dari
segi perdagangan kota Valencia merupakan pelabuhan yang makmur ketika itu,
tempat persinggahan arrnada dagang Islam dari pesisir Afrika maupun dari pulau
Sicily dan pulau Sardinia.
Seiring waktu permasalahan makin banyak yang muncul, stabilitas politik tidak
terjamin tentu hal itu akan berpengaruh terhadap perekonomian di sana. Afrika
Utara bagian Barat merupakan daerah gurun Sahara yang gersang dan hidup di sana
orang Barbar, sedang Spanyol merupakan daerah yang makmur dan maju serta
berperadaban maju. Ekonomi mereka sudah maju, tetapi kekuatan militer mereka
sudah lemah, sehingga tidak bisa menahan serangan musuh yang datang. Oleh
karena itu mereka minta bantuan kepada Dinasti Murabitun untuk melindungi
mereka dan mengusir orang-orang Kristen yang menyerang mereka. Setelah Spanyol
masuk kedalam dinasti Murabitun, ekonomi Dinasti makin kuat karena mewarisi
ekonomi dari kerajaan-kerajaan kecil yang makmur tadi. Dengan demikian keuangan
Negara dan belanja tentara dapat diatasi dan tentara semakin semangat untuk
berperang
7. Sosial Kemasyarakatan
Pada awal kekuasaan Abdurrahman I terjadi
perselisihan antara suku yang berbeda-beda, antara bangsa dan etnis yang
berbeda-beda, antara Abbasiyah dan Umaiyah, serta antara umat Islam dan umat
Kristen. Akan tetapi Abdurrahman dapat menyelesaikan pemberontakan-pemberontakan
yang terjadi di Andalusia. Semenjak itu Abdurrahman memperoleh rasa hormat dan
kekaguman dari rakyat Andalusia, dan semenjak itu terciptalah ketenangan dan
kedamaian. Bahkan orang-orang Barbar yang nomadis pun mulai bertempat tinggal
secara tetap.
Sepanjang jangka waktu yang lama setelah penaklukan
Spanyol, orang-orang Barbar tetap menjalani kehidupan yang nomadis, mengganti
tempat tinggal dari satu tempat ke tempat yang lainnya di semenanjung dan
membawa serta anak istri mereka. Abdurrahman I adalah orang pertama yang
menundukkan kebiasaan mereka mengembara , membuat mereka mau membangun
desa-desa dan kota-kota serta menjalani
hidup yang menetap.
Abdurrahman adalah pemimpin yang telah banyak
memberikan perubahan terhadap Andalusia sehingga ia dikenal dengan sebutan
Elang suku Quraiysh dan Garuda Andalusia. Kaum muslim Andalusia, yang telah
lama maupun yang baru memeluk Islam, bersatu dan merasa tentram baik dan
menjalani hidup sehari-hari demikian juga dalam melakukan ibadah kepada sang
Khaliq.[16]
Secara umum bisa dikatakan bahwa kondisi social
masyarakat pada masa dinasi Umaiyah tentram dan damai kecuali pada masa Amir ke
tiga, yaitu Hakam Ibn Hisyam karena kepemimpinannya yang kurang merakyat dan
suka berpoya-poya, sehingga pemerintahannya banyak disibukkan untuk menumpas
pemberontakan, perlawanan baik yang datang dari umat Islam maupun yang datang
dari kaum Kristen.
Pada masa Amir Hisyam bin Abdurrahman masyarakat
hidup dengan tentram. Ia adalah pemimpin yang dekat kepada rakyat dan sangat
perhatian kepada orang miskin. Untuk menciptakan ketertiban ia melembagakan
jaga malam yang teridiri dari warga-warga yang jujur yang bertugas untuk
berkeliling, dan jika ditemukan orang yang merusak ketertiban, ia akan dihukum
dan didenda seseuai dengan pelanggarannya, dan dendanya akan diberikan kepada
orang-orang miskin seperti orang yang menumpang di dalam masjid saat malam dan
hujan.[17]Sehingga
Amir Hisyam diberi gelar oleh rakyatnya ar-Radhi dan al-Adl (pemimpin
yang ramah dan adil). Demikian juga pada masa Amir Abdurrahman II masyarakat
hidup makmur dan damai sehingga pemerintahannya disamakan orang dengan
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.
8. Pendidikan dan Iptek
Perkembangan ilmu pengetahuan di Spanyol
bukan hanya pada bidang ilmu-ilmu tertentu, akantetapi telah mencakup kepada
berbagai bidang ilmu pengetahuan hingga
ilmu sains. Sains yang berekembang di Spanyol antara lain adalah ilmu
kedokteran, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain. Abbas Ibn Farnas adalah
yang termashur dibidang kimia dan astronomi. Dia adalah orang pertama menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibn Yahya al-Naqash terkenal dalam ilmu
astronomi. Ia dapat menentukan kapan terjadinya gerhana matahari dan menentukan
berapa lamanya. Ia juga berhasil menemukan tropong Bintang modern yang dapat
menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn Ibas dari
Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan.umm al-Hasan binti abi Ja’far dan
saudara perempuannya al-Hafids adalah dua orang yang ahli di bidang kedokteran
dari kalangan wanita.
9. Kesenian
Dalam bidang ini tokohnya yang terkenal adalah
al-Hasan Ibn Nafi yang dijuluki Zaryab. Zaryab sering tampil dalam
perjamuan makan dan acara-acara pertemuan besar di Spanyol. Ia juga bisa
menggubah lagu.
Pada masa itu bahasa arab dijadikan bahasa resmi di
Spanyol, sehingg bermunculanlah orang-orang yang ahli di bidang bahasa seperti
Ibn Sayidih, Ibn Malik, Ibn Khuruf Ibn al-Hajj, abu Ali al-Isybili, Abu
al-Hasan dan yang lainnya. Di samping banyaknya orang-orang yang ahli di bidang
bahasa banyak juga yang ahli di bidang sastra yang terkenal adalah Ibn Abd
Rabbih dengan karyanya Al-‘iqd
al-Farid Ibn Bassam dengan karyanya al-Dzahkirah
fi Mahasin ahl al-Jazirah dan al-Fath Ib Khaqan dengan karyanya Kitab
al-Qalaid dan yang lainnya.
Terinspirasi oleh antusiasme dan gairah
hidup Abd ar-Rahman, kaum muslimin awal di Andalusia menjadikan negeri itu
menjadi taman besar. Mereka menginpor tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan dari
negeri lain serta memperkenalkan metode –metode pertanian baru. Sistim irigasi
yang menakjubkan, kaum muslimin memperkenalkan budidaya tebu, kapas, beras,
dan tidak ketinggalan buah-buahan
seperti persik, jeruk, delima, dan kurma. Pada masa itu masyarakat Andalusia
memiliki bayak keterampilan. Bahkan pada masa itu mereka telah memulai
pengolahan industry sutra, dan dari merekalah lahir seni membut kertas dan
gelas serta pembuatan senjata Toledo yang akhirnya sampai ke Eropa.[18]
Pada puncak kejayaan Cordova di sana terdapat 15000 orang penenun.
10. Pemikiran dan Filsafat
Ilmu filsafat dapat berkembang pada masa Islam di
Spanyol. Pada waktu itu Spanyol merupakan slah satu tempat transmisi
perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Barat.filsafat mulai dipelajari dan
dikembangkan oleh umat Islam di Spanyol pada abad ke 19 M. yakni pada masa pemerintahan
Muhammad Ibn Abd. Al-Rahman (832-886 M) penguasa Bani Umaiyah, kemudian
berkembang pada masa al-Hakam (961-976 M) pada asa ini banyak buku-buku
didatangkan dari daerah Islam di Timur, sehingga buku-buku di
universitas-universitas dibanjiri dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dapat
menyaingi perpustakan Bait al-Hikmah di Bagdad.
Di Spanyol trkenal para filosof seperti Abu Bakar
Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih terkenal dengan Ibn Bajjah (w. 1138 M) di
Fez. Karyanya yang terkenal Tadbir al-Mutawahhid. Abu Bakar Ibn Thufail
(w.1185 M) karyanya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan. Di samping
filosof dia juga seorang astronomi, kedokteran dan sebagainya. Filosof yang
sangat terkenal muncul Ibn Rusyd dari Cordova (1126-1198 M). karyanya yang
sangat monumental adalah Tahafud al-Tahafud. Karya ini sebagai
tangkisan terhadap kitab falsafah
al-Ghazali Tahafud al-Falasifah.
11. Pemahaman Agama
Perkembangan pengetahuan di Spanyl sangat pesat ,
tidak kalah dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Bagdad dan Mesir di antara
ilmu yang berkembang di Spanyol adalah ilmu fiqh. Berkembangnya ilmu fiqh di
Spanyol menggambarkan bahwa di Spanyol pada ketika itu sudah mulai banyak yang
ahli, paham dalam bidang agama.
Mazhab fiqh yang berkembang di Spanyol adalah mazhab
Malikiyah, mazhab Malikiyah ini dijadikan sebagai mazhab resmi Negara, walaupun
masih ada mazhab yang lain seperti Syafi’yah. Kehidupan masyarakat seperti perkawinan, talak, wasiat,
warisan, jual beli dan sebagainya diatur berdasarkan mazhab Malikiyah.
Mazhab Malikiyah ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn
Abd. Al-Rahman dan dikembangkan selanjutnya oleh Ibn Yahya yang menjadi qadi
pada masa Hisyam ibn Abd. Al-Rahman. Di samping itu ahli fiqh yang terkenal
pada masa itu seperti Abu Bakar Ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi,
Ibn Rusyd dan Ibn Hazm. Selain fuqaha yang bermazhab Maliki di Spanyol ada juga
ahli-ahli fiqh yang bermazhab Syafi’iy seperti Usman ibn Abi Said al-Kinani,
Ahmad Ibn Abd. Wahab bin Yunus dan sebagainya.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Harun
Maidir, Firdaus, Sejarah Peradaban Islam jilid 1, Padang: IAIN IB Press,
2002
Lapidus
Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1999
Sou’yb
Joesoef, Sejarah Daulah Umayyah II di Cordova, Jakarta: Bulan Bintang,
tt
Syalabi
Ahmad, Maushu’ah Tarikh al-Islami, jilid IV Kairo: Maktabah al-Nahdhah
al-Misriyah, 1978
Thomson
Ahmad Thomson, ‘Ata’ Ur-Rahim Muhammad, Islam
Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi ,
Jakarta: Gaya Media, 2004
Yatim Batri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1993,
[1] Batri Yatim, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 91
[2] Ibid
[3]. Ibid, h. 88
[4] Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah
Peradaban Islam jilid 1, (Padang: IAIN IB Press, 202), h. 111
[5] Ibid, h. 112
[6] Ahmad Syalabi, Maushu’ah
Tarikh al-Islami, jilid IV (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Misriyah, 1978),
h. 34-35
[7] Batri Yatim, op.cit, h.
96
[8] Maidir Harun dan Firdaus, op.cit,
h.115-116
[9] Ibid, h. 116-117
[10] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid
1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 590.
[11] Maidir Harun, op.cit, h. 119
[12] Ibid, h. 121
[13]
Ibid, h. 129
[14] Joesoef Sou’yb, Sejarah
Daulah Umayyah II di Cordova, (Jakarta: Bulan Bintang, tt), h. 14
[15] Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’
ur-Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, alih
bahasa Kampung Kreasi (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h. 36
[16] Ahmad Thomson dan Muhammad
‘Ata’, ibid ,h. 40
[18] Ibid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar