Berfikir
ilmiah merupakan berfikir empiris dan logis. Logis adalah masuk akal, dan
empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan praktek yang dapat
dipertanggung jawabkan, selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutus dan mengembangan. Sarana merupakan alat yang dapat
membantu kita untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain, sarana ilmiah
memiliki fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah secara menyeluruh.
Sarana
berfikir ilmiah ini, dalam proses pendidikan kita, merupakan bidang studi
tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana berfikir ilmiah ini seperti kita
mempelajari barbagai cabang ilmu. Dalam hal ini kita harus memperhatikan dua
hal. Pertama, sarana ilmiah bukan merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana
ilmiah itu merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode
ilmiah. Kedua, tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
untuk melakuakn penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari
ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
bisa memecahkan masalah kita sehari-hari.
Sarana berfikir diperlukan untuk melakukan
kegiatan ilmiah yang baik. Kemampuan berfikir ilmiah harus didukung dengan
melakukan penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat, penguasaan sarana
berfikir yaitu dengan cara mengetahui peran masing-masing sarana berfikir
tersebut dalam keseluruhan proses berfikir ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah,
metode penelitian ilmiah harus dikuasai dalam proses pengujian yaitu dengan
mengumpulkan beberapa fakta.
Untuk dapat melakukan kegiatan
berfikir ilmiah dengan baik diperlukan beberpa sarana yakni bahasa, logika,
matematika dan statiska. Matematika berperan penting dalam berfikir deduktif,
sedangkan statiska berperan penting dalam berfikir induktif. Bahasa merupakan
alat komunikasi untuk menyampaikan jalan fikiran seseorang. Berdasarkan pola
fikir seseorang, ilmu merupakan perpaduan antara berfikir deduktif dan
indduktif.
Peran
bahasa dalam berfikir ilmiah
Bahasa merupakan alat
komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi
bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian
bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, diterangkan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan pada
bunyi, lambang, sistematika, komunikasi.
Adapun ciri-ciri bahasa
di antaranya yaitu:
- Sistematis artinya memiliki pola dan aturan.
- Arbitrer (manasuka) artinya kata sebagai simbol berhubungan secara
tidak logis dengan apa yang disimbolkannya.
- Ucapan/vokal. Bahasa berupa bunyi
- Sebagai symbol yang mengaju pada objeknya dan lain sebagainya.
Kelemahan bahasa
dalam menghambat komunikasi ilmiah, yaitu
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Berkomunikasi
untuk memberitahukan jalan fikiran, haruslah dengan berbahasa dengan jelas.
Artinya mekna yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan diungkapkan secara
tersurat (explisit) untuk mencegah pemaknaan yang lain. Contohnya dalam
berkomonikasi ilmiah menggunakan kata seperti “epistimilogi” atau “optimal”
maka harus menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan kata-kata
tersebut. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah kesalah pahaman. Penguasaan
tata bahasa dengan baik merupakan syarat mutlak bagi suatu komunikasi ilmiah
yang benar.
Bahasa membuat
manusia berbeda. Berbeda dengan binatang, manusia dapat mengatur pengalaman
yang nyata dengan orientasi kepada menusia simbolik. Binatang hidup melalui
naluri mereka dan mengikuti kebutuhannya hanya untuk mempertahankan jenis
mereka. Berbeda dengan manusia yang menggunakan kebudayaan dan
landasan-landasan etika untuk menyatakan mana tindakan baik dan mana yang tidak
baik. Manusia juga menggunakan bahasa untuk mengembangakan ilmu pengetahuan
yang dikuasainya. Mereka mencoba mengerti segala gejala kehidupan yang
dijalaninya dan membuahkan pengetahuan yang memberikan penjelasan kepadanya.
Adapun ciri-ciri bahasa
ilmiah yaitu:
- Informatif yang berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi
atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara
eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman Informasi.
- Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi
yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
- Intersubjektif, yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung
makna-makna yang sama bagi para pemakainya
- Antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat
unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit
dilepaskan dari unsur informatif.
Bahasa ilmiah
berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh
proses berpikir ilmiah. Yang dimaksud bahasa disini ialah bahasa ilmiah yang
merupakan sarana komunikasi ilmiah yang ditujukan untuk menyampaikan
informasi yang berupa pengetahuan dengan syarat-syarat: Bebas dari unsur
emotif, reproduktif, obyektif, eksplisit. Bahasa pada hakikatnya
mempunyai dua fungsi utama yakni, sebagai sarana komunikasi antar manusia
dan sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang
mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah unsur
yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu
yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan
nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional
yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang
integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang
kebudayaan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban modern sejalan
dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya
perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan
kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit.
Para ahli filsafat
bahasa dan psikolinguitik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk
menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi. Sedangkan aliran
sisiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan
masyarakat. Walaupun terdapat perbedaan tetapi pendapat ini saling melengkapi
satu sama lainnya. Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah koordinator
kegiatan-kegiatan dalam masyarakat. Penetapan pemikiran dan pengungkapan. Penyampaian
pikiran dan perasaan Penyenangan jiwa. Dan pengurangan kegonjangan jiwa
Ada dua pengolongan
bahasa yang umumnya dibedakan yaitu :
- Bahasa
alamiah yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu,
yang tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibagi
menjadi dua yaitu: bahasa isyarat dan bahasa biasa.
- Bahasa buatan adalah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa
buatan dibedakan menjadi dua bagian yaitu: bahasa istilah dan bahasa
antifisial atau bahasa simbolik.
Perbedaan bahasa alamiah
dan bahasa buatan adalah sebagai berikut:
- Bahasa
alamiah antara kata dan makna merupakan satu kesatuan utuh, atas dasar
kebiasaan sehari-hari, karena bahasanya secara spontan, bersifat
kebiasaan, intuitif (bisikan hati) dan pernyataan langsung.
- Bahasa buatan antara istilah dan konsep merupakan satu kesatuan
bersifat relatif, atas dasar pemikiran akal karena bahasanya berdasarkan
pemikiran, sekehendak hati, diskursif (logika, luas arti) dan pernyataan
tidak langsung.
Peran matematika dalam berfikir ilmiah
Matematika adalah bahasa
yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru mempunyai arti setelah
sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu maka matematika hanya merupakan
kumpulan rumus-rumus yang mati. Matematika merupakan salah satu puncak
kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai matematika itu
sendiri, matematika juga memberikan bahasa, proses dan teori yang memberikan
ilmu suatu bentuk kekuasaan.
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas
satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu
keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk
suatu studi ataupun pemecahan masalah. perannya dalam segala jenis dimensi
kehidupan. Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan
alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:
- Menggunakan
algoritma.
- Melakukan manupulasi secara matematika.
- Mengorganisasikan data.
- Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
- Mengenal dan menenukan pola.
- Menarik kesimpulan.
- Membuat kalimat atau model matematika.
- Membuat interpretasi bangun geometri.
- Memahami pengukuran dan satuanya.
- Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika,
seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
Adapun kelebihan dan
kekurangan matematika:
- Kelebihan
matematika adalah: tidak memiliki unsur emotif dan bahasa matematika
sangat universal.
- Kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandung
bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika
penuh dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.
Peran statiska dalam berfikir ilmiah
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.
Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah
dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik
kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari
populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif
tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya
didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil
maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya. Statistika
merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan
untuk mengelolah dan menganalisis data dalam mengambil suatu kesimpulan
kegiatan ilmiah. Untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam kegiatan ilmiah
diperlukan data-data, metode penelitian serta penganalisaan harus akurat.
Statistika diterapkan secara luas dan hampir semua pengambilan keputusan dalam
bidang manajemen. Peranan statiska diterapkan dalam penelitian pasar,
produksi, kebijaksanaan penanaman modal, kontrol kualitas, seleksi pegawai,
kerangka percobaan industri, ramalan ekonomi, auditing, pemilihan resiko dalam
pemberian kredit dan lain sebagainya.
Peranan Statistika
dalam tahap-tahap metode keilmuan:
- Alat untuk
menghitung besarnya anggota sampel yang akan diambil dari populasi.
- Alat
untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen.
- Teknik untuk menyajikan data-data, sehingga data lebih komunikatif.
- Alat
untuk analisis data seperti menguji hipotesis penelitian yang diajukan.
Adapun hubungan
statiska antara Sarana berfikir Ilmiah Bahasa, Matematika dan Statistika, yaitu
sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, agar dapat melakukan kegiatan berpikir
ilmiah dengan baik, diperlukan sarana bahasa, matematika dan statistika. Bahasa
merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam kegiatan berpikir ilmiah,
dimana bahasa menjadi alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut
kepada orang lain. Dan ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan
antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Matematika mempunyai peranan
yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan
penting dalam berpikir induktif. Penalaran induktif dimulai dengan mengemukakan
pernyataan yang memiliki ruang lingkup yang khas dan terbatas untuk menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Sedangkan
deduktif, merupakan cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan memakai pola berpikir
silogismus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar