Senin, 15 Februari 2016

ILMU JIWA SOSIAL, KELOMPOK SOSIAL

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia, walaupun pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dia mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain, naluri dinamakan gregariousness. Di dalam hubungan dengan manusia lain, yang penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat hubungan-hubungan tadi. Reaksi tersebutkah yang menyebabkan bahwa tindakan seseorang menjadi semakin luas.
Hal ini terutama disebabkan oleh karenanya untuk menjadi satu dengan manusia yang lain yang berbeda di sekelilingnya (yaitu masyarakat) dan keinginannya untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya, sehingga dapat membentuk individu menjadinpersao dan mengubah sifat-sifat aslinya menjadi sifat-sifat kemanusiaan. Baik suku-suku yang masih sederhana maupun orang orang-orang modern yang hidup di kota-kota besar selalu berinteraksi dengan kelompok sosialnya.
Melalui kelompk inilah seseorang dapat memuaskan keseluruhan kebutuhan yang fundamental dan memperoleh kesempurnaan yang besar, namun begitu sebaliknya melalui kelompok itu pula dia dapat merasakan kekecewaan dan mengalami kesulitan-kesulitan tang amat sangat. Keller misalnya menggambarkan upacara inisiatif laki-laki dan perempuan di beberapa suku bangsa di Australia secara detail. Baaahwa pada umur 12 tahun mereka itu diberi tes-tes, tes keberanian, yaitu tubuhnya dilukis dengan  jarum, dilempar ke laut dan sebagainya.

BAB II
PEMBAHASAN
KELOMPOK SOSIAL

A.     Pengertian
Menurut Sheriff and Sheriff, kelompok social adalah suatu kesatuan social yang terdiri atas 2 individu atau lebih yang telah mengadakan interaksi yang cukup intensif dan teratur,  sehingga diantara individu tersebut sudah terdapat pembagian tugas, stuktur dan norma-norma tertentu, yang khas bagi kesatuan social tersebut.
Pendapat lain mengatakan, kelompok sosial adalah hubungan 2 orang atau lebih yang ada hubungan psychologis yang menyolok. Misalnya orang yang duduk dalam bis tidak bisa disebut kelompok social sebab tidak ada hubungan psychologis[1].
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antar mereka. Hubungan tersebut anntara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran kesadaran untuk saling tolong menolong, serta adanya suatu organisasi dengan anggotanya[2].
Dengan demikian maka suatu kelompok sosial mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
1)      Kesadaran kelompok
Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar, bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang besangkutan.
2)      Interaksi sosial
Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.
3)      Organisasi sosial
Terdapat suatu organisasi dan suatu factor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok-kelompok tersebut, sehingga hubungan mereka bertambah erat. Sedangkan factor tadi merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dan lain-lain[3].
B.     Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
1.      In Group dan Out Group
Summer membedakan antara In Group dan Out Group. In Group merupakan kelompok social yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya. Misalnya itu partai saya, golongan saya dan sebagainya. Jadi adanya unsur mendukung norma yang ternasuk di dalamnya disebut In Group.
Sedangkan Out Group, individu merasa berdiri pada lingkungan kelompok tertentu. Ia merasa bahwa ia tidak tergolong di dalanya. kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in Group. Contoh: Istilah “kita” atau “kami” menunjukkan adanya artikulasi in group, sedangkan “mereka” berartikulasi out group.
Ada 2 proses hubungan In Group dan Out Group yang mana keduanya bersifat sosial, yaitu:
a.       Bersifat Cooperation
Cooperation terjadi karena adanya kerjasama yang disebabkan adanya fakto-faktor yang menunjukan kesamaan yang memungkinkan anggota yang satu membantu anggota yang lain.
b.      Bersifat Oposition
Hal ini dapat berwujud Conflict dan competation. Conflict  merupakan suatu perjuangan manusia/group untuk mencapai tujuan yang sama dan tidak dikerjakan secara kerja sama.disini individu/kelompok yang bersangkutan ada kontak hubungan langsung dengan pihak lawan.
Beda dengan competation (kompetisi), disini tidak perlu adanya hubungan langsung dengan pihak lawan. Tujuan utama dari masing-masing individu/kelompok adalah untuk mencapai hasil yang ingin dicapai.
2.      Kelompok Primer dan Sekunder
Charles Horton Cooley mengemukakan tentang kelompok primer yang ditandai dengan ciri-ciri saling mengenal antara anggota-anggotanya, kerja sama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial dilakukan secara tatap muka (face to face). Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok sosial yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan juga sifatnya tidak begitu langgeng.
3.      Gemainschaft dan Gesellschaft
Ferdinand Tonnies, seorang sosialogi bangsa Jerman, mengemukakan tentang hubungan antara individu-individu dalam kelompok sosial sebagai Gemainschaft (paguyuban) dan gesellschaft (patembayan). Gemainschaft merupakan bentuk-bentuk kehidupan yang di mana para anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni, bersifat ilmiah, dan kekal. Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dll.
Gesellschaft (patembayan) merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu tertentu (yang pendek) atau bersifat kontraktual. Contoh: hubungan perjanjian perdagangan, organisasi formal, organisasi suatu perusahaan, dll.
4.      Kelompok Formal dan Informal
J.A.A. Van Doorn membedakan kelompok Formal dan Informal. Kelompok Formal mempunyai peraturan yang tegas dan sengaja diciptakan oleh para anggotanya untuk mengatur hubungan mereka, misalnya pemerintah memilih ketua, iuran anggota, dll. Kelompok Informal tidak mempunyai struktur atau organisasi tertentu. Adapun ciri-ciri kelompok formal, yaitu:
a.       Mempunyai anggaran dasar dan anggaran ruamah tangga tertulis
b.      Mempunyai pedoman-pedoman tingkah laku yang dirumuskan secara tegas dan tertulis
c.       Bersifat kekeluargaan.
Sedangkan kelompok ini terbentuk karena pertemuan berulang-ulang, misal kelompok dalam belajar. Adapun cirri-cirinya, yaitu:
a.       Tidak mempunyai anggaran dasar dan anggaran ruamah tangga tertulis
b.      Mempunyai pedoman-pedoman tingkah laku anggota-anggotanya, tetapi tidak dituliskan secara tegas dan tertulis
c.       Bersifat tidak kekeluargaan.
5.      Membership Group dan Reference Group
Robert K. Merton membedakan kelompok membership dengan kelompok reference. Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota. Sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan oleh individu-individu yang tidak tercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku.
C.     Struktur Kelompok Sosial
1.      Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi, struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal atau horizontal.
Para ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
a.       George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
b.      George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
c.       William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
d.      Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan sosial.
2.      Ciri-ciri Struktur Sosial
a.       Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
Pada setiap sistem sosial terdapat macam-macam status dan peran indvidu. Status yang berbeda-beda itu merupakan pencerminan hak dan kewajiban yang berbeda pula.
b.      Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal ini menyebabkan beraneka ragam struktur sosial yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.
Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
1)      Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
2)      Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
3)      Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin.
c.       Dapat berubah dan berkembang
Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur Sosial
1.      Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2.      Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3.      Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
Bentuk struktur sosial terdiri dari stratifikasi sosial dan diferensiasi sosial. Masing-masing punya ciri tersendiri.
1.       Stratifikasi Sosial
Stratifikasi berasal dari kata strata atau tingkatan. Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan.
Adanya perbedaan dalam jumlah harta, jenjang pendidikan, asal-usul keturunan, dan kekuasaan membuat manusia dapat disusun secara bertingkat. Ada yang berada di atas, ada pula yang menempati posisi terbawah.

Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial dapat dibagi menjadi 2:
1.       Stratifikasi Sosial Tertutup
Adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan posisi (mobilitas sosial).
2.      Stratifikasi Sosial terbuka
Adalah stratifikasi yang mengizinkan adanya mobilitas, baik naik ataupun turun. Biasanya stratifikasi ini tumbuh pada masyarakat modern.
Menurut dasar ukurannya, stratifikasi sosial dibagi menjadi:
a.       Dasar ekonomi
Berdasarkan status ekonomi yang dimilikinya, masyarakat dibagi menjadi:
1) Golongan Atas
Termasuk golongan ini adalah orang-orang kaya, pengusaha, penguasan atau orang yang memiliki penghasilan besar.
2) Golongan Menengah
Terdiri dari pegawai kantor, petani pemilik lahan dan pedagang.;
3) Golongan Bawah
Terdiri dari buruh, tani dan budak.
b.      Dasar pendidikan
Orang yang berpendidikan rendah menempati posisi terendah, berturut-turut hingga orang yang memiliki pendidikan tinggi.
c.       Dasar kekuasaan
Stratifikasi jenis ini berhubungan erat dengan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Semakin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi strata sosialnya. Penggolongan yang paling jelas tentang stratifikasi sosial berdasarkan kekuasaan terlihat dalam dunia politik.
2.      Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejajar. Jenis diferensiasi antara lain:
a.     Diferensiasi ras
Ras adalah su8atu kelompok manusia dengan ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Secara umum, manusia dapat dibagi menjadi 3 kelompok ras, yaitu Ras Mongoloid, Negroid, dan Kaukasoid. Orang Indonesia termasuk dalam ras Mongoloid.
b.   Diferensiasi suku bangsa
Suku bangsa adalah kategori yang lebih kecil dari ras. Indonesia termasuk negara dengan aneka ragam suku bangsa yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga papua.
c.    Diferensiasi klen
Klen merupakan kesatuan keturunan, kepercayaan, dan tradisi. Dalam masyarakat Indonesia terdapat 2 bentuk klen utama, yaitu:
1)      Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal). Contohnya yang terdapat pada masyarakat Minangkabau.
2)      Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal). Contohnya yang terdapat pada masyarakat Batak.
d.   Diferensiasi agama
Di Indonesia kita mengenal agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghuchu, dan kepercayaan lainnya.
e. Diferensiasi profesi
Masyarakat biasanya dikelompokkan atas dasar jenis pekerjaannya.
f.  Diferensiasi jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, masyarakat dibagi atas laki-laki dan perempuan yang memiliki derajat yang sama.

  
BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Kelompok social adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antar mereka. Hubungan tersebut anntara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling pengaruh mempengaruhi dan juga suatu kesadaran kesadaran untuk saling tolong menolong, serta adanya suatu organisasi dengan anggotanya.
Bentuk kelompok sosial, yaitu:
1.      In Group dan Out Group
2.      Kelompok Primer dan Sekunder
3.      Gemainschaft dan Gesellschaft
4.      Kelompok Formal dan Informal
5.      Membership Group dan Reference Group
Struktur Sosial adalah urutan derajat kelas sosial dalam masyarakat mulai dari terendah sampai tertinggi. Contoh: kasta.
B.        Saran
Kami mengharapkan setelah presentasi makalah kami ini dapat menambah kafaah keilmuan kita bersama, selain itu agar dapat menerapkam ilmu yang kita peroleh dengan baik, agar tidak terjadi suatu prilaku atau sikap yang tidak baik atau yang tidak berkenan bagi orang lain.
Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, demikian juga terjadap makalah kami ini, oleh karena itu kami mohon kritikan dan saran dari rekan-rekan semua yang membangun agar penulis lebih baik ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1990. Psikologi Sosial, Semarang : Rineka Cipta.
Soekanto, Soerjono. 1980. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta : Rajawali Pers.




[1] Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, Rineka Cipta, Semarang, 1990, Hal. 96-97.

[2] Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 1980, Hal. 73
[3] Abu Ahmadi, Op. Cit. Hal 96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar