PENDAHULUAN
Allah
Ta’ala menurunkan Alquran sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, supaya manusia
mampu memilih jalan yang terbaik bagi mereka. Dan juga Nabi telah memberikan
pesan-pesan kepada kita semua yang kita kenal dengan hadits. Semuanya itu
berbahasa Arab, danpun kita-kitab karangan para mujtahid dahulu yang berkaitan
dengan Syari’ah ataupun tidak juga berbahasa Arab. Karena agama Islam berawal
dari daerah Arab.
Karena itu, kita dituntut untuk
mempelajari dan mendalami ilmu bahasa Arab. Sebab, semua dasar syaria’t agama
Islam memakai bahasa Arab. Dan karena itu juga kami mencoba menguraikan sedikit
pembahasan yang bersangkutan dengan dasar ilmu bahasa Arab. Pada Kesempatan ini, dibahas tentang i’rab isim
dan fi’il: rafa’, nasab, jar dan jazam. Semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat kepada kita semua
BAB II
PEMBAHASAN
I’RAB ISIM DAN FI’IL KETIKA
RAFA’, NASAB, JAR DAN JAZAM
- Pengertian
الاعراب هو تغيير
اواخر الكلم لاختلاف العوامل الداخلة عليها لفظا او تقديرا
“I’rab merupakan perubahan yang terdapat di akhir kata karena adanya
perbedaan ‘amil-‘amil yang masuk kepada kata tersebut pada segi lafaz atau
taqdir”.[1]
Ilmu asal yang
memperkenalkan keadaan katab-kata Arab dari segi i’rab dan bina, yang berarti
kata hubung apa saja apa saja yang berhubungan dengan kata tersebut. Maka
dengan itu kita mengetahui statusnya rafa’,nasab, jar atau jazam[2].
Jadi i’rab isim merupakan perubahan yang terjadi
pada akhir dari kata yang berstatus isim, adakala yang berobah tersebut baris
dan ada yang terbuangnya sebuah huruf. Begitu juga dengan i’rab fi’il merupakan
perubahan yang terjadi pada akhir dari kata yang berstatus fi’il, adakala yang
berobah tersebut baris dan ada yang terbuangnya sebuah huruf
- I’rab Isim
Isim
dii’rabkan dengan;
1.
Rafa’
Contoh ; زيد يقوم
Kata زيد merupakan mubtada dari kata يقوم, makanya
berstatus rafa’ dengan tanda berharkat dammah.
2.
Nasab
Contoh
; ان زيدا لن يقوم
Kata زيدا merupakan khabar dari ان, makanya berstatus nasab dengan tanda
berharkat fatah.
3.
Jar
Contoh
; مررت بزيد
Kata زيد merupakan
majrur oleh ب, makanya berstatus jar dengan tanda
berharkat kasrah.
- I’rab Fi’il
Fi’il
dii’rabkan dengan;
1.
Rafa’
Contoh
; زيد يقوم
Kata يقوم meruakan fi,il
mudhari’ yang tidak dimasuki oleh huruf, makanya
berstatus rafa’ dengan tanda berharkat dammah, karena fi’il mudhari’ status
asalnya adalah rafa’.
2.
Nasab
Contoh
; ان زيدا لن يقوم
Kata يقوم meruakan fi,il
mudhari’ yang dimasuki oleh huruf
nasab yaitu لن, makanya
berstatus nasab dengan tanda berharkat fatah.
3.
Jazam
Kata يقم meruakan
fi,il mudhari’ yang dimasuki oleh huruf jazam
yaitu لم, makanya berstatus jazam
dengan tanda berharkat sukun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. I’rab merupakan
perubahan yang terdapat di akhir kata karena adanya perbedaan ‘amil-‘amil yang
masuk kepada kata tersebut pada segi lafaz atau taqdir.
2. I’rab isim adalah
rafa’, nasab dan jar.
3. I’rab fi’il adalah
rafa’, nasab dan jazam.
DAFTAR PUSTAKA
Imam Abi
‘Abdillah Muhammad Bin Daud Adhdhaji, Matan Ajrumiyah, Sa’diyyah
Putra, Jakarta. Hal; 2
Syekh Mushthafa Alghalayainy, Addurusul ‘Arabiyyah, Dar El-Hadits, th
2005
Ahmad Bin Ahmad Assuja’I, Saja’i
Khathrun Nida, , Surabaya, hal; 21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar